Pengertian Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis adalah sebuah proses berubahnya bentuk dan fungsi tubuh hewan, namun tidak semua hewan mengalami metamorfosis. Itulah sebabnya daur hidup hewan ada yang mengalami metamorfosis atau pula yang tidak.
Sebutan hewan yang kemudian tidak mengalami metamorfosis adalah ametamorfosis. Jenis hewan yang biasanya mengalami metamorfosis adalah serangga dan amfibi. Sedangkan jenis hewan yang biasanya tidak mengalami metamorfosis (ametamorfosis) adalah mamalia, reptil, unggas, dan ikan.
Fase metamorfosis kemudian juga masih dibagi lagi menjadi dua, yakni metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Metamorfosis sempurna merupakan sebuah proses pertumbuhan biologis yang terjadi pada hewan karena mengalami perubahan bentuk organ tubuh secara signifikan.
Metamorfosa ini menunjukan sebuah perubahan wujud secara sempurna karena ada pula pengecualian untuk makhluk hidup yang berkembang tidak wajar atau biasa disebut metamorfosis tidak sempurna.
Metamorfosis sempurna pada umumnya melalui tahap telur-larva-kepompong-dewasa. Sedangkan, metamorfosis tidak sempurna hanya melalui tahap telur yang menetas menjadi nimfa, kemudian tumbuh berkembang menjadi imago seperti halnya yang dibahas dalam buku Komik Sains Bocah Cerdas: Metamorfosis.
Hewan yang bermetamorfosis sempurna tersebut kemudian akan berkembang secara wajar dari satu bentuk ke bentuk lain secara berurutan. Jadi pertumbuhan makhluk hidup tidak ada cacat sampai berubah ke bentuk akhirnya.
Proses perkembangan metamorfosis sempurna pada makhluk hidup dimulai dari sel telur, setelah itu berkambang sampai berubaha menjadi bentuk sempurnanya.
Hewan-hewan yang mengalami proses perkembangan metamorfosis sempurna adalah Kupu-kupu, Katak, Nyamuk, lebah madu, dan alat. Berikut ini proses perkembangan lengkapnya dari fase metamorfosis yang terjadi pada hewan-hewan tersebut:
Proses Metamorfosis Pada Nyamuk
Proses perkembangan metamorfosis sempurna pada Nyamuk dimulai dari fase telur. Pada fase ini telur nyamuk ini dihasilkan dari nyamuk betina yang sebelumnya telah dibuahi oleh nyamuk jantan. Nyamuk betina ini bisa menghasilkan telur dari 100 hingga 200 butir dalam sekali pembuahan.
Nyamuk betina atau Induk nyamuk ini akan meletakkan telur-telurnya tersebut di permukaan air yang tenang dan dalam kondisi lembab. Telur-telur nyamuk akan mati sebelum berhasil menetas menjadi nyamuk dewasa jika air tempat mereka tinggal mengering. Jangka waktu menetasnya telur nyamuk adalah 1 sampai 3 hari.
Saat telur nyamuk berhasil menetas, maka fase metamorfosis selanjutnya adalah berubah menjadi larva. Larva ini lebih kita kenal dengan sebutan jentik nyamuk. Grameds mungkin pernah menemukan larva atau jentik nyamuk di atas permukaan air yang menggenang, seperti di bak mandi, ember, atau genangan lainnya.
Berbeda saat masih telur, jentik nyamuk sudah sangat bisa dilihat bahkan bergerak-gerak di dalam air. Fase larva nyamuk biasanya selama 7 hingga 10 hari untuk kemudian berubah lagi menjadi pupa.
Setelah jentik nyamuk, maka fase metamorfosis berikutnya adalah berubah menjadi pupa atau kepompong jika terjadi pada kupu-kupu. Tidak jauh berbeda dengan kupu-kupu, saat nyamuk di fase pupa maka yang aktif hanyalah organ pernapasan saja yang dibahas juga dalam buku Seri Metamorphosis: Nyamuk.
Untuk berubah dari pupa menjadi nyamuk dewasa. Biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 12 hari. Pada saat fase pupa akan terjadi perubahan fisik, seperti muncul bulu-bulu dan sayap halus yang kemudian menjadi ciri khas dari nyamuk.
Setelah 12 hari melewati fase pupa, maka fase metamorfosis yang terakhir adalah berubah menjadi nyamuk dewasa atau kita biasa menyebutnya nyamuk. Nyamuk dewasa akan keluar dari kulit pupa yang terbelah.
Nyamuk jantan biasanya lebih dahulu menetas dibandingkan nyamuk betina dari pupanya. Setelah menjadi nyamuk dewasa maka hewan ini sudah bisa terbang, mencari makan, dan berproduksi kembali.
Pengertian Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis adalah sebuah proses berubahnya bentuk dan fungsi tubuh hewan, namun tidak semua hewan mengalami metamorfosis. Itulah sebabnya daur hidup hewan ada yang mengalami metamorfosis atau pula yang tidak.
Sebutan hewan yang kemudian tidak mengalami metamorfosis adalah ametamorfosis. Jenis hewan yang biasanya mengalami metamorfosis adalah serangga dan amfibi. Sedangkan jenis hewan yang biasanya tidak mengalami metamorfosis (ametamorfosis) adalah mamalia, reptil, unggas, dan ikan.
Fase metamorfosis kemudian juga masih dibagi lagi menjadi dua, yakni metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Metamorfosis sempurna merupakan sebuah proses pertumbuhan biologis yang terjadi pada hewan karena mengalami perubahan bentuk organ tubuh secara signifikan.
Metamorfosa ini menunjukan sebuah perubahan wujud secara sempurna karena ada pula pengecualian untuk makhluk hidup yang berkembang tidak wajar atau biasa disebut metamorfosis tidak sempurna.
Metamorfosis sempurna pada umumnya melalui tahap telur-larva-kepompong-dewasa. Sedangkan, metamorfosis tidak sempurna hanya melalui tahap telur yang menetas menjadi nimfa, kemudian tumbuh berkembang menjadi imago seperti halnya yang dibahas dalam buku Komik Sains Bocah Cerdas: Metamorfosis.
Hewan yang bermetamorfosis sempurna tersebut kemudian akan berkembang secara wajar dari satu bentuk ke bentuk lain secara berurutan. Jadi pertumbuhan makhluk hidup tidak ada cacat sampai berubah ke bentuk akhirnya.
Proses perkembangan metamorfosis sempurna pada makhluk hidup dimulai dari sel telur, setelah itu berkambang sampai berubaha menjadi bentuk sempurnanya.
Hewan-hewan yang mengalami proses perkembangan metamorfosis sempurna adalah Kupu-kupu, Katak, Nyamuk, lebah madu, dan alat. Berikut ini proses perkembangan lengkapnya dari fase metamorfosis yang terjadi pada hewan-hewan tersebut:
Contoh Hewan yang Mengalami Metamorfosis Tidak Sempurna
Terkait contoh hewan metamorfosis tidak sempurna ini, berikut penjelasan lengkapnya kami lansir dari berbagai sumber, salah satunya Sciencing.com:
Metamorfosis Rayap (Dokterrayap.com)
Rayap dewasa yang telah menemukan pasangannya akan mencari sarang baru untuk berkembang biak. Rayap betina akan meletakkan telur yang telah menetas lalu jadi larva dan nimfa. Nimfa kecil berpotensi jadi salah satu kasta dalam koloni rayap yaitu golongan pekerja, tentara atau reproduktif primer.
Selain ketiga kasta tersebut, ada satu kasta lain yaitu reproduktif sekunder. Mereka sama dengan reproduktif primer yaitu tidak memiliki sayap.
Metamorfosis Belalang (Maglearning.id)
Belalang melewati tiga fase yaitu telur, nimfa dan imago. Belalang betina akan menghasilkan 10-300 telur selama musim panas. Kemudian belalang menyimpan sejumlah telur yang dimilikinnya di atas pasir atau tanaman, biasanya akan menetas setelah 10 bulan.
Tampilan nimfa mirip dengan belalang dewasa namun belum memiliki sayap dan alat reproduksi. Kedua organ tubuh ini baru akan muncul 30 hari kemudian setelah berganti kulit beberapa kali hingga akhirnya jadi belalang dewasa.
Metamorfosis Capung (Popmama.com)
Capung juga termasuk ke dalam jajaran contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Berbeda dengan hewan lainnya, capung melewati fase larva sebelum berubah jadi nimfa. Telur capung yang berbentuk lonjong biasanya disimpan di air berarus deras seperti sungai.
Setelah memasuki usia tiga minggu, telur capung akan menetas jadi larva yang memakan segala. Capung akan memakan cacing, ikan kecil dan hewan kecil yang ada di air lainnya. Jika sudah banyak makan, larva capung berubah jadi nimfa dan tumbuh sebagai imago.
Metamorfosis Jangkrik (Mediaindonesia.com)
Jangkrik melewati 3 fase dalam hidupnya yaitu telur, nimfa dan tumbuh jadi jangkrik dewasa atau imago. Jangkrik termasuk hewan yang melewati metamorfosis paling cepat. Dalam satu musim, jangkrik betina bisa menghasilkan sekitar 500 telur yang menetas dalam tiga hari.
Setelah menetas, jangkrik hidup sebagai nimfa selama 40 hari, begitu juga untuk tumbuh dewasa memerlukan waktu 40 hari. Secara keseluruhan jangrik membutuhkan waktu 83 hari untuk tumbuh dewasa dan bereproduksi.
Metamorfosis Kecoa (iFabrix.com)
Terhitung kurang lebih ada sekitar 4.000 spesies kecoa berbeda yang hidup di dunia, semuanya melewati 3 fase. Ketika musim kawin, kecoa jantan dan betina akan bereproduksi menghasilkan sekitar 40 sel telur dan berubah jadi telur.
Satu kapsul telur bisa menampung sekitar 50 kecoa, setelah 38 hari telur tersebut akan menetas sebagai nimfa berwarna putih seperti kutu. Layaknya metamorfosis tidak sempurna, kecoa tidak melewati proses pupa dan larva. Kecoa yang menetas memiliki penampilan sama dengan versi dewasa.
Metamorfosis Kepik (Ilmuipa.my.id)
Kepik termasuk bagian keluarga hemiptera yang bisa menghasilkan 1000 telur larva dalam satu musim kawin. Sayangnya tidak semua telur kepik bisa menetas karena dimakan predator. Telurnya biasanya terletak di dedaunan dan menetas setelah satu minggu.
Tidak berbeda dengan capung, telur kepik yang menetas berubah jadi larva lalu mengalami pergantian kulit. Uniknya kepik melewati fase pupa dan keluar jadi kepik dewasa. Satu-satunya fase yang tidak dilewati yaitu nimfa.
Metamorfosis Earwig (Gramedia.com)
Earwig atau dalam bahasa Indonesia disebut cocopet memang tidak hidup di Indonesia dan hanya ditemukan di Afrika, Amerika, Selandia Baru, Eurasia dan Australia. Pada siang hari, earwig biasanya bersembunyi di celah-celah tanaman dan baru mulai aktif mencari makanana saat sudah gelap.
Earwig melompat-melompat dari satu tanaman ke tanaman lain dan dengan cepat menemukan makanan seperti nyamuk, lalat atau hewan kecil lainnya. Fase hidup earwig dimulai dari telur lalu menetas jadi nimfa dan terakhir jadi earwig dewasa setelah melewati pergantian kulit.
Bisa disampulkan metamorfosis tidak sempurna ialah hewan atau serangga yang melewati 3 fase yaitu telur, nimfa dan fase dewasa. Setelah telur menetas dikenal fase muda sebelum akhirnya tumbuh dewasa. Fase nimpa ini melewati pergantian kulit beberapa kali.
METAMORFOSIS hanya terjadi pada hewan. Metamorfosis tidak sempurna adalah hewan yang mengalami perubahan bentuk hanya pada beberapa tahapan dalam tumbuh kembangnya.
Dalam tahapannya inilah yang membedakan antara metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.
Tahapan metamorfosis tidak sempurna yaitu: Telur > Nimfa > Dewasa.
Baca juga : Contoh Hewan-Hewan yang Menjalani Metamorfosis Sempurna
Nimfa merupakan bentuk ukuran hewan saat masih muda. Namun, bentuk tersebut tidak mengalami perubahan sampai ia berubah menjadi dewasa.
Hal demikianlah yang dinamakan sebagai metamorfosis tidak sempurna.
Jenis-jenis Metamorfosis
Meski sama-sama melakukan metamorfosis, namun tidak semua hewan melewati proses yang sama. Pasalnya, metamorfosis sendiri terbagi jadi dua jenis yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Kira-kira apa perbedaannya?
Metamorfosis tidak sempurna
Metamorfosis tidak sempurna atau disebut juga dengan hemimetabola, adalah metamorfosis yang tidak mengalami proses pupa dan larva. Jadi hewan-hewan yang mengalami proses metamorfosis tidak sempurna akan langsung menuju fase dewasa.
Ciri utama hewan yang memiliki metamorfosis tidak sempurna adalah, mereka memiliki bentuk yang tetap ketika menetas dan perubahannya hanya menyangkut pada ukuran tubuh saja.
Ciri lainnya yang tidak kalah penting adalah, hewan-hewan ini sering melakukan pergantian kulit atau molting. Pergantian kulit ini dilakukan karena hewan tersebut bertambah besar. Saking besarnya, kulit mereka tidak sanggup lagi untuk menutupi tubuhnya sehingga membutuhkan kulit baru yang lebih sesuai dengannya.
BACA JUGA: 14 Hewan Langka Di Indonesia Yang Dilindungi
Proses Metamorfosis Pada Kupu-Kupu
Fase metamorfosis yang pertama adalah telur, dimana kupu-kupu dewasa berproduksi dan akan meninggalkan telurnya. Telur kupu-kupu ini berisi segala macam informasi genetik yang kupu-kupu dewasa letakan di bawah kelopak daun untuk menjaga telur-telurnya.
Perlu teman-teman Grameds tahu bahwa telur-telur kupu-kupu sangatlah kecil dan jumlahnya banyak, namun tidak semua sel telur tersebut dapat menetas. Dalam fase ini embrio akan berkembangkan dalam telur dan akhirnya menetas menjadi larva.
Setelah telur berhasil menetas, maka fase metamorfosis berikutnya adalah fase menjadi larva. Larva kupu-kupu memiliki tubuh seperti cacing namun bentuknya tidak terlalu panjang. Menurut Biology Dictionary, fase larva bertujuan untuk mengumpulkan energi sebagai bentuk persiapan pada tahap metamorfosis berikutnya dengan cara banyak makan.
Proses memakan inilah yang membuat kulit larva kupu-kupu sering lepas dan terus tumbuh menjadi semakin besar. Ulat kupu-kupu bisa tumbuh besar hingga 100 kali lipat dari ukuran sebelumnya dalam waktu beberapa minggu saja.
Fase metamorfosis berikutnya adalah larva berubah menjadi pupa atau biasa kita sebut kepompong. Pada fase ini ulat kupu-kupu akan berhenti bergerak dan membuat cangkang keras yang akan melindunginya selama beberapa waktu.
Dalam fase pupa, sel-sel larva akan berdiferensiasi menjadi tubuh, sayap, kaki, dan organ-organ lain untuk lebih sempurna. Setelah proses penyempurnaan organ dalam pupa selesai, maka kupu-kupu akan keluar dari kepompong tersebut.
Fase metamorfosis terakhir adalah pupa berubah menjadi kupu-kupu dewasa yang akan mengeluarkan hormon untuk melembutkan cangkang yang sebelumnya sangat keras agar ia bisa keluar. Cara kupu-kupu keluar dari kepompong tersebut adalah dengan mengepakan sayapnya. Cara inilah yang membuat sayap kupu-kupu yang awalnya terlipat menjadi terbentang dan bisa membuatnya terbang.
Berikut ini rekomendasi buku yang bisa Grameds baca jika ingin lebih tahu mengenai metamorfosis pada kupu-kupu dalam bentuk cerita yang menggambarkan proses hidup manusia juga:
Metamorfosis sempurna
Metamorfosis sempurna adalah jenis metamorfosis dimana hewan tersebut melewati fase telur, larva, kepompong atau pupa, lalu imago. Hewan yang melakukan metamorfosis sempurna tidak melewati proses nimfa, dan karena tidak melewati proses nimfa, hewan-hewan ini akan menetas sebagai larva yang memiliki penampilan berbeda dengan induknya.
Penampilan ini baru akan berubah seperti induknya ketika hewan tersebut sudah melewati fase kepompong dan mencapai fase imago atau dewasa. Hewan-hewan yang bisa jadi contoh metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu dan tawon.
Hewan-hewan yang Mengalami Proses Metamorfosis Tidak Sempurna
Kebanyakan dari kita mungkin hanya tahu kupu-kupu sebagai hewan yang mengalami metamorfosis. Nyatanya, ada banyak sekali hewan lain di luar sana yang mengalami proses yang sama.
Beberapa hewan mengalami metamorfosis sempurna seperti kupu-kupu, dan yang lainnya harus puas dengan metamorfosis tidak sempurna mereka. Ngomongin soal metamorfosis tidak sempurna, berikut lima hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, ada hewan apa aja?
Di dunia ini, ada sekitar 4.000 spesies kecoa yang berbeda, dan semuanya melakukan metamorfosis tidak sempurna. Saat musim kawin tiba, kecoa jantan dan betina akan bereproduksi. Seekor betina akan menghasilkan sekitar 40 sel telur yang kemudian berubah menjadi telur.
Gilanya, satu kapsul telur bisa menampung sekitar 50 kecoa. Setelah 38 hari, telur-telur ini akan menetaskan sebagai nimfa berwarna putih seperti kutu. Layaknya hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, nimfa kecoa tidak akan melewati proses pupa maupun larva.
Mereka menetas dengan penampilan yang sama dengan kecoa dewasa dalam versi yang lebih kecil. Setelah melewati 42 hingga 154 hari, nimfa kecoa ini akan mengalami molting beberapa kali hingga akhirnya memasuki fase imago atau dewasa.
Sama seperti kecoa, belalang juga hanya melewati tiga fase metamorfosis yakni fase telur, fase nimfa, lalu langsung memasuki fase imago. Selama musim panas, belalang betina akan menghasilkan sekitar 10 sampai 300 telur. Mereka kemudian menyimpan telur-telur miliknya di atas pasir atau tanaman, dan mulai menetas sebagai nimfa sekitar 10 bulan kemudian.
Meski punya penampilan mirip dengan belalang dewasa, nimfa-nimfa ini belum memiliki sayap juga alat reproduksi. Kedua organ tubuh itu baru akan muncul 30 hari kemudian, setelah nimfa berganti kulit selama beberapa kali dan akhirnya menjadi dewasa.
Serangga satu ini pasti terdengar begitu asing di telinga kita. Maklum saja, earwig atau yang dalam bahasa Indonesia disebut cocopet memang tidak hidup di Indonesia dan hanya ditemukan di wilayah Afrika, Selandia Baru, Amerika, Eurasia, dan Australia.
Di siang hari, earwig akan sembunyi di celah-celah tanaman dan baru mulai aktif mencari makan ketika hari sudah gelap. Serangga satu ini akan melompat-lompat dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cepat untuk menemukan makanan seperti nyamuk, lalat, atau hewan kecil lain yang dia temukan.
Kehidupan seekor earwig dimulai dari telur. Seekor induk earwig dapat menghasilkan telur sebanyak 80 butir. Untuk melindungi telur-telurnya dari pemangsa, induk earwig akan menyimpannya di lubang pohon yang sempit dan tersembunyi.
Setelah melewati beberapa minggu, telur earwig akan menetas sebagai nimfa. Lambat-laun, nimfa kecil ini akan bertambah besar, melakukan pergantian kulit, sebelum akhirnya resmi menjadi earwig dewasa.
Sama seperti earwig, capung juga masuk dalam jajaran hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Berbeda dengan hewan lainnya, capung melewati fase larva sebelum akhirnya berubah jadi nimfa. Betina akan menyimpan telur capung yang berbentuk sedikit lonjong di air berarus deras seperti sungai.
Di usia tiga minggu, telur capung akan menetas menjadi larva ganas pemakan segala. Mereka biasanya akan memangsa ikan kecil, cacing, dan hewan kecil penghuni air lainnya. Setelah cukup banyak makan, larva capung akan berubah menjadi nimfa dan tumbuh sebagai capung imago.
Selain earwig, kepik juga terdengar cukup asing bagi telinga kita. Kepik merupakan bagian dari keluarga hemiptera. Luar biasanya, seekor kepik betina bisa menghasilkan 1000 telur hanya dalam satu musim kawin. Sayangnya tidak semua telur memiliki nasib beruntung.
Pasalnya dari 1000 telur, banyak diantaranya berakhir jadi menu makan siang hewan predator. Telur kepik biasanya diletakkan di dedaunan, dan akan menetas setelah berumur satu minggu.
Sama seperti capung, telur kepik menetas sebagai larva, dan mengalami pergantian kulit. Uniknya kepik melewati fase pupa dan keluar sebagai kepik dewasa. Satu-satunya fase yang tidak mereka lewati adalah fase nimfa, dan karena itu jugalah metamorfosis kepik tidak bisa disebut sempurna.
Jangkrik menjadi salah satu hewan yang paling familiar untuk kita di Indonesia. Siapa sangka jika jangkrik juga mengalami metamorfosis tidak sempurna. Jangkrik melewati tiga tahapan dalam hidupnya yaitu telur, menetas menjadi nimfa, lalu tumbuh sebagai jangkrik dewasa atau imago.
Dibandingkan hewan lain di daftar ini, jangkrik menjadi hewan paling cepat dalam menyelesaikan proses metamorfosis mereka. Dalam satu musim kawin, jangkrik betina bisa menghasilkan sekitar 500 telur. Telur-telur jangkrik hanya membutuhkan waktu sekitar dua atau tiga hari untuk menetas.
Setelah menetas, mereka akan menjalani hidup sebagai nimfa selama 40 hari, dan tumbuh jadi jangkrik dewasa dalam waktu 40 hari lagi. Jadi jika ditotal, jangkrik hanya membutuhkan waktu selama 83 hari untuk tumbuh dewasa dan bereproduksi. Sedihnya, pertumbuhan mereka yang cepat membuat kehidupan para jangkrik berlangsung sangat singkat.
Jangkrik betina umumnya hidup selama 3 bulan atau lebih untuk bertelur, namun jangkrik jantan hidup kurang dari 3 bulan atau mati tidak lama setelah mereka kawin.
Reproduksi Perkembangan Hewan
Tidak seperti manusia yang lahir dengan organ dan bagian tubuh yang sempurna, beberapa hewan lahir penuh dengan kekurangan tertentu seperti tidak memiliki sayap, tidak memiliki alat reproduksi, bahkan tida memiliki kaki. Alhasil, untuk mengatasinya, mereka harus melakukan proses metamorfosis.
Perlu diingat bahwa setiap hewan membutuhkan waktu yang berbeda untuk menyelesaikan seluruh proses metamorfosis mereka. Ada hewan yang bisa bermetamorfosis dalam waktu beberapa hari, tetapi mayoritas dari mereka membutuhkan beberapa minggu untuk berubah.
Umumnya hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna hanya akan melewati tiga fase yaitu telur, nimfa, lalu imago. Namun beberapa hewan seperti kepik, dan capung harus melewati empat fase baik itu fase larva maupun pupa.
Grameds, kalau kamu termasuk orang yang tertarik dengan dunia hewan dan segala hal tentang hewan, kamu bisa banget nih mampir ke www.gramedia.com. Di sini, kamu akan menemukan banyak buku menarik yang membahas tentang kehidupan para hewan baik itu mamalia, serangga, atau bahkan hewan-hewan ekstrim yang belum kamu ketahui sebelumnya. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan yang terbaik buat kamu!
Hewan yang Mengalami Metamorfosis Tidak Sempurna – Setiap makhluk hidup akan tumbuh menjadi besar dan dewasa. Ketika manusia masih bayi, mereka memiliki ukuran tubuh yang kecil dan hampir tidak bisa melakukan apapun sendiri. Seiring bertambahnya waktu, bayi ini tumbuh besar melewati masa anak-anak, remaja, hingga akhirnya dewasa lalu berubah menjadi tua.
Nah, nyatanya proses ini bukan hanya terjadi pada manusia saja, melainkan juga pada hewan. Sama seperti manusia, mayoritas hewan hanya tumbuh jadi lebih besar dari sebelumnya. Namun tidak semua hewan melewati proses pertumbuhan yang normal. Beberapa hewan tertentu mengalami proses pertumbuhan yang istimewa.
Proses istimewa ini dikenal dengan istilah metamorfosis. Jadi apa itu metamorfosis? Yuk cari tahu jawabannya sama-sama!
Pengertian Metamorfosis
Metamorfosis adalah perubahan biologis yang terjadi pada hewan selama masa pertumbuhan. Proses metamorfosis ini baru akan berhenti ketika para hewan tersebut sudah memasuki usia dewasa. Istilah metamorfosis sendiri berasal dari bahasa Yunani, dan merupakan gabungan dari tiga kata yakni, Meta yang memiliki arti setelah. Kata Morphe yang berarti bentuk, dan terakhir kata Osis yang berarti bagian dari.
Berbeda dengan kebanyakan hewan lain, hewan yang mengalami metamorfosis tidak hanya tumbuh jadi lebih besar, namun juga mengalami perubahan bentuk tubuh yang drastis. Tidak jarang selama proses metamorfosis ini, hewan tersebut menumbuhkan organ tubuh baru yang membuat penampilannya jadi sangat berbeda dari sebelumnya.
Kupu-kupu misalnya, sebelum memiliki dua sayap yang indah, kupu-kupu hanyalah ulat biasa yang merayap dari satu daun ke daun lain. Namun setelah melakukan metamorfosis, mereka tidak lagi menjadi ulat, mereka bukan hanya memiliki kaki-kaki kecil, tetapi juga dua sayap bercorak indah yang membuat penampilannya jadi sangat berbeda dari sebelum metamorfosis.
Mengingat perubahannya yang sangat drastis, tentu saja proses metamorfosis ini tidak selesai dalam waktu satu malam saja. Sebelum berubah, para hewan yang melakukan metamorfosis harus melewati beberapa tahapan. Ada tahapan apa aja?