Ciri-ciri suami bohong
Sebenarnya, ada beberapa ciri yang ditunjukkan suami saat ia berbohong pada kamu. Mulai dari perubahan sikap, bahasa tubuh, sampai dengan perkataan yang ia ucapkan. Melansir dari Insider, ini ciri-ciri suami sedang berbohong.
Cara menghadapi suami suka bohong
Mungkin suami berbohong demi kebaikan, mungkin juga berbohong untuk menutupi kesalahan yang pernah ia lakukan. Namun tetap saja, berbohong adalah sebuah tindakan yang dapat melukai perasaan dan merusak kepercayaan. Lalu, apa yang harus kamu lakukan untuk menghadapi suami suka bohong?
Ubah sikapmu pada dirinya
Mungkin saja, ada salah satu sikapmu yang mendorongnya untuk berbohong. Misalnya, kamu bersikap nggak menyukai teman-temannya dan berharap suami nggak bermain lagi dengan mereka. Karena itu, suami melakukan kebohongan demi dapat menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Di sisi lain, ia berbohong untuk menjauhi masalah darimu.
Karena itu, mengubah sikapmu padanya dapat menjadi salah satu solusi untuk menyudahi kebohongan yang suami lakukan. Suami boleh saja nggak jujur tentang hal ini. Nggak ada salahnya untuk menanyakan jika ada sikapmu yang kurang berkenan di hatinya.
Tips Menghadapi Suami yang Suka Berkata Kasar
Apa pun alasannya, melontarkan kata-kata kasar kepada istri tidak dibenarkan dan bukan perilaku yang baik bagi seorang pemimpin keluarga. Bila hal ini terjadi 1–2 kali dalam rumah tanggamu, mungkin kamu bisa menganggapnya sebagai sebuah kekhilafan.
Akan tetapi, jika selalu terjadi setiap kali ada masalah, bahkan pada masalah yang sepele sekalipun, kamu perlu bertindak agar ia bisa berubah dan tidak mengulangi kesalahannya lagi.
Berikut ini adalah beberapa tips menghadapi suami yang suka berkata kasar:
Pertama-tama, mengertilah bahwa ledakan emosi dan kata-kata kasar yang keluar dari mulut seseorang kebanyakan berasal dari luka di masa lalu. Jadi, saat ia mulai berkata kasar, usahakan untuk tetap tenang dan tidak tersulut emosi atau terlihat marah.
Berikan sugesti positif pada pikiranmu sendiri. Lihatlah kemarahannya dari sudut pandang lain dan cobalah pahami kira-kira hal apa yang membuka luka masa lalu dan menyulut kemarahannya.
Walau sakit hati dengan apa yang ia katakan, kamu harus berbesar hati untuk tidak membalas perkataan kasarnya, ya. Memaki balik tidak akan menyelesaikan masalah, malah justru bisa memperburuk keadaan. Bahkan, bukan tidak mungkin suami bisa melakukan kekerasan fisik karena tersulut perkataanmu.
Di dalam hubungan pernikahan, tidak ada yang kalah atau menang. Jadi, mengalah bukan berarti kalah. Dalam situasi panas ini, kamu harus bisa menjadi pendingin keadaan dengan tidak memakinya balik.
Lagi pula, bicara balik dengan seseorang yang sedang marah biasanya akan percuma. Oleh karena itu, mengalahlah sebentar sampai amarah suami mereda, baru ajak ia bicara dari hati ke hati.
Setelah kegusarannya mereda, cobalah pancing ia untuk menceritakan alasan kemarahannya dan dengarkan ia dengan rasa empati. Ulangi apa yang ia katakan sebagai konfirmasi agar ia benar-benar merasa didengarkan.
Kalau kira-kira sudah bisa diajak berdiskusi, mulailah nyatakan pendapatmu dengan kepala dingin. Katakan bahwa yang ia lakukan itu tidak baik dan menyakitkan hatimu. Ingatkan bahwa apa yang ia lakukan bisa saja berdampak buruk dan ditiru oleh anak. Namun, gunakanlah kata-kata yang sopan dan tidak menyudutkannya.
Bila ia menyalahkanmu dan kamu memang mengakui kesalahanmu, jangan ragu untuk meminta maaf padanya. Kamu juga bisa mencium atau memeluknya untuk memperbaiki suasana hatinya yang buruk.
Jika semua usahamu untuk mendengarkan, berdiskusi baik-baik, dan meluluhkan hatinya tidak juga menghilangkan amarah dan kata-kata kasarnya, ada baiknya berikan ia waktu untuk sendiri.
Terlalu lama mendengar perkataan kasar suami tentu bisa berdampak buruk bagi kesehatan mentalmu. Jadi, kamu boleh, kok, pergi sebentar agar ia bisa berpikir jernih dan menyadari kesalahannya.
Jika ia benar-benar mencintaimu dan anakmu, serta ingin mempertahankan pernikahan kalian, tentu ia akan berusaha untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Sebagai istri, kamu juga perlu tahu bahwa ada beberapa penyebab mengapa suami bisa marah besar dan berkata kasar kepada istri. Salah satunya adalah trauma emosional yang terpendam. Selain itu, tingkat stres yang tinggi dan masalah kesehatan mental, seperti depresi, juga bisa menyebabkan hal ini.
Bila tips-tips di atas sudah dilakukan tapi suami tetap sering berkata kasar saat marah, ajaklah suami untuk melakukan konseling pernikahan atau berkonsultasi ke psikolog agar akar masalah dari kebiasaan berkata kasar ini bisa ditemukan dan diatasi.
Menyampaikan perasaan dan pikiranmu dengan jelas
Setelah mendengarkan alasannya, kamu perlu menyampaikan perasaan dan pikiranmu sejelas-jelasnya. Kalau bisa, dengan nada bicara yang nggak meninggi karena hal itu dapat memengaruhi situasi diskusi di antara kalian. Kamu harus menyampaikan perasaanmu terhadap sikapnya yang nggak jujur dan mengungkapkan pikiranmu sejelas-jelasnya.
Jika kamu dapat menerima dan memaafkan kebohongannya, lalu ada beberapa hal yang perlu ia lakukan untuk menyelamatkan hubungan atau mengembalikan rasa percayamu padanya, katakan hal-hal itu kepada suamimu. Berikan kesempatan kedua untuknya. Namun, jangan memberikan kesempatan itu untuk ketiga maupun keempat lainnya.
Minta ia untuk nggak berbohong lagi
Katakan pada suami kalau kamu nggak ingin kebohongan ini terjadi lagi. Juga, katakan padanya kalau kamu nggak akan bisa menerima maafnya lagi jika ia mengulanginya. Dengan begitu, suami tahu jika kamu nggak bermain-main dengan kesempatan kedua yang dirimu berikan padanya.
Selain itu, kamu perlu merealisasikan ucapanmu ketika pasangan mengulangi kebohongannya. Kamu perlu membuat keputusan penting terhadap rumah tanggamu ketika suami kembali suka berbohong.
Kebohongan mungkin terlihat sebagai sebuah kesalahan kecil. Terlebih jika berbohong itu dilakukan demi kebaikan. Namun bohong tetaplah bohong. Hal kecil itu akan berdampak besar dalam hubungan, terutama dalam berumah tangga. Suami suka bohong tentu akan melukai perasaan istri dan merusak pondasi cinta dalam rumah tangga. Namun sebelum memutuskan untuk menyalahkan, dengar dahulu alasan di balik kebohongan yang ia lakukan. Lalu, tentukan sikap terbaik untuk menyelesaikan masalah kebohongan ini dalam hubungan.
Assalamualaikum,, saya sedang ada masalah di pernikahan saya. Suami saya suka ngomong kasar, teriak di telinga saya, nyabet saya pakai lidi, menendang, setiap melihat wajah saya bawaannya pengen mukul aja. Dia juga sekarang mengabaikan saya, dia tidak pernah memanggil nama saya dengan baik. Dia juga tidak perhatian sama saya, dia tidak mau jika saya salim tangannya saat saya berangkat kerja, dia juga suka chat cewe asing walaupun dia tidak pernah memberi tahu identitas nya... komunikasi sudah jarang, sudah 1 minggu lebih tidak berhubungan intim, dia juga memperlakukan saya seperti babu. Saya seperti hidup dengan majikan saya. Apakah itu termasuk KDRT dan bagaimana saya harus menyikapi nya?? Terimakasih
Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu.
Sebelum menjawab sikap apa yang harus anda ambil untuk menghadapi sikap suami anda yang kurang baik dan kasar kepada anda,maka perlu anda evalusi diri terlebih dahulu. Apa yang menyebabkan suamai anda berlaku kasar kepada anda? apakah anda mempunyai kesalahan pada dirinya sehingga berubah sikapnya? Apakah ada pihak ketiga yang membuat suami anda berlaku kasar kepada anda? Apakah dia memiliki kebiasan baru yang aneh sehingga dia bersikap kasar kepada anda? seperti narkoba dan sejenisnya?
Dan pertanyaan-pertanyaan lain, yang intinya menggali penyebab suami anda bersikap kasar kepada anda. Jika sebab itu telah ditemukan atau dia akui sendiri, maka solusinya akan lebih mudah untuk diperoleh. Tetapi jika penyebabnya belum ditemukan, maka akan susah memberikan sikap yang tepat untuknya. Ibarat dokter yang ingin menyembuhkan penyakit pasien, tapi dia tidak mengetahui penyebab sakitnya.
Secara umum apa yang anda ceritakan sudah masuk dalam kategori KDRT. Kekerasan dalam rumah tangga bisa dalam bentuk kekerasan mental dan fisik, seperti pukulan,tendangan dan lain-lain. maupun kekerasan.
Jika ada kekerasan dalam rumah tangga,dan anda tidak bisa menyelesaikan sendiri, pergilah ke KUA untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai dengan kondisi anda. Atau anda bisa meminta tolong dan saran kepada orang lain yang bisa menghentikan kekerasaanya itu. Wallahu a’lam bishowab. (as)
Fimela.com, Jakarta Kita hidup di era digital, di mana smartphone, tablet, dan komputer telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Tentu dengan adanya tekonologi yang semakin berkembang dapat memudahkan kita dalam melakukan banyak hal. Namun, perlu kita sadari bahwa kita juga perlu memiliki kendali dalam menggunakan teknologi tersebut. Jika tidak, maka kita akan mengalami beberapa masalah baik itu untuk kehidupan sosial atau bagi kesehatan tubuh kita.
Terlalu asyik dengan dunia maya bisa menjauhkan dan merusak hubungan sosial kita baik itu dengan teman, keluarga atau bahkan dengan pasangan. Tak sedikit beberapa pasangan mengeluh tentang pasangan mereka yang terlalu malas dan suka menghabiskan banyak waktu bermain gadget. Tapi tenang, Sahabat Fimela bisa mengatasi permasalah tersebut dengan beberapa tips berikut dari FIMELA. Penasaran? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.
Jangan Salahkan, Ajak Bicara
Jangan langsung menyalahkan suami atas kecanduannya dengan gadget. Alih-alih, ajak dia bicara dengan lembut. Tanyakan bagaimana perasaannya terkait penggunaan gadget yang berlebihan dan apa yang mungkin membuatnya terlalu terlibat dalam dunia maya.
Pertengkaran adalah hal yang lumrah terjadi pada sebuah pernikahan. Namun, bila suami suka berkata kasar tiap kali bertengkar, tentu hal tersebut bisa membuatmu sakit hati dan makin memperkeruh keadaan. Lantas, bagaimana cara menghadapi suami yang suka berkata kasar?
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tidak selalu melibatkan fisik saja. Kamu perlu tahu bahwa perkataan kasar, hinaan, dan ejekan yang diucapkan oleh pasangan juga bisa tergolong KDRT, lho, tetapi dalam bentuk verbal.
Tentukan reaksi yang ingin kamu tunjukkan
Setelah merasa lelah dengan kebohongannya, kamu harus menghadapinya dengan mempertanyakan sikapnya tersebut. Namun sebelumnya, kamu harus mempersiapkan diri saat mendengarkan alasan dari kebohongannya itu. Sebab boleh jadi, kamu akan merasa marah dan bersikap di luar kendali ketika ia mengungkapkan kebenaran. Lalu hal tersebut akan mengubah diskusi menjadi perdebatan tanpa jalan keluar.
Kamu harus mempersiapkan diri untuk mendengarkan kebenaran di balik kebohongannya, dan kamu perlu mempersiapkan diri untuk membuat keputusan yang sulit untuk menyudahi kebohongannya itu.
Penyebab suami suka bohong
Pada dasarnya, ada banyak alasan yang mendorong seseorang berbohong pada orang yang ia sayangi. Melansir dari Psychology Today, alasan tersebut bervariasi, mulai dari nggak ingin menyakiti atau melukai perasaan orang lain, ingin menjaga persepsi orang lain pada dirinya, menjaga atau meningkatkan statusnya di hadapan orang lain, atau ingin mengendalikan seseorang.
Seorang suami suka berbohong boleh jadi karena ia telah membuat kebohongan kecil dan ingin menutupinya. Melansir dari Stronger Marriages, alasan lain yang mendorong suami berbohong pada istrinya adalah karena ia nggak ingin terlihat lemah dan takut kehilangan pasangannya. Padahal, berbohong dapat merusak kepercayaan istri pada suaminya. Bukan nggak mungkin jika sang istri akan meninggalkan pasangannya ketika sering dibohongi dalam rumah tangga.
Membuat batasan toleransi
Menghadapi satu kebohongan mungkin masih bisa kamu lakukan. Namun bagaimana jika suami suka berbohong berkali-kali? Tentunya, kamu memiliki batasan dalam mentoleransi kebohongan yang ia lakukan. Ketika kebohongan yang suami lakukan sudah melewati batas kesabaran, kamu akan marah dan mempertanyakan sikapnya tersebut. Kamu pun akan menanyakan kelanjutan dari hubungan rumah tangga kalian.
Jika belum memiliki batasan toleransi, buat untuk dirimu sendiri. Kebohongan bukan sesuatu yang baik untuk kamu terima dan abaikan begitu saja. Karena kebohongan tersebut akan berdampak pada hubungan kalian. Tentukan batasanmu, sampai kapan dan sejauh mana kamu mau menerima kebohongan dia?